Rabu, 11 Juni 2014

Sore di Sawah nan Indah

Sore, sebuah kata yang tergambar di benak saya akan suasana damai di sawah bersama dengan burung-burung didalamnya. Hamparan padi yang menghijau, langit biru, anak-anak kecil bermain sepeda, bapak-bapak mengurus sawahnya, dan tentunya burung yang beraktifitas di ekosistem sawah ini.

Sebelum ke sawah, Cinenen jawa / Orthotomus sepium di samping rumah

Selalu begitu ketika saya dirumah, terlalu menarik untuk melewatkan sore hari jika hanya glundang-glundung ra ceto dirumah. Mbangno ra mutu, mending mlaku-mlaku, mumpung masha direlakan oleh pemiliknya untuk saya ajak jalan-jalan. Karena mempertimbangkan waktu dan biaya, jelas sawah adalah tempat yang cukup asik untuk diubeg-ubeg. Selain karena didekat rumah saya, sawah juga mengingatkan akan masa kecil saya ngundo layangan (bermain laying-layang) dan golek jangkrik (mencari jangkrik). Sawah ini berada di Kampung yang secara administrasi masuk di Kabupaten Sleman namun mepet mBantul , Kranggan namanya.

Seperti biasa, burung yang sibuk terbang tak pernah terlihat bertengger dari keluarga Apodidae yaitu walet linchi/ Collocalia linchi. Si Layang-layang api/ Hirundo rustica sudah balik ke Negara asalnya untuk berbiak setelah berbulan-bulan menjadi imigran mendominasi sawah disini. Melihat di strata bawahnya, keluarga Estrildidae yang umum adalah Bondol jawa / Lonchura leucogastroides dan Bondol peking/ Lonchura punctulata. Kalau diamati, bulan ini mereka sedang melimpah-melimpahnya karena banyak sekali sarang dan individu muda dalam satu flok bondol dewasa. Kemricik, begitu saya menyebutnya karena mereka berisik ketika berkelompok entah ketika terbang, mencari makan di tanaman padi, atau ketika bertengger dalam satu kompi.

Burung petengger lain yang selalu menggemaskan yaitu Cabai jawa / Dicaeum trochileum
cabai jawa, fresh
Ndas abang (kepala merah) kalau orang sini menyebutnya karena melihat dari morfologinya yang paling mencolok yaitu kepalanya berwarna merah menyala untuk yang jantan. Di sawah tidak hanya tanaman padi, namun juga beberapa pohon perindang di pematang. Salah satunya talok yang tumbuh entah disengaja atau khilaf di karena pohon ini mudah tumbuh sembarangan. Burung ini teramati asik di pohon talok yang berbuah. Buah talok memang salah satu dietnya. Ketika di kampus, sering menemuinya sedang memakan buah yang ketika masak berwarna merah ini. 
cabai jawa makan buah talok, lokasi di kampus UNY.(dokumantasi pribadi).
Masya Allah, cabai ini tanpa canggung menelisik di atas saya berdiri. Seketika langsung saya abadikan dengan beberapa frame. Merah, merona, imut, menggemaskan nian burung ini. Gusti Allah Maha Sempurna.
pose ganteng
garuk-garuk telinga 

Sore itu tidak banyak waktu pengamatan karena saya berangkat sudah pukul 16.30. Puas dengan cabai jawa, saya memutuskan pengamatan dijalur pulang.
Saya berpikiran bahwa cabai tadi adalah judul tulisan ini, namun Tuhan berkata lain.

Ketika di bawah pohon munggur, burung yang berada di tajuknya lah yang menjadi primadona saya sore itu. Empat ekor burung berukuran kecil, berwarna cerah, berekor panjang. Dialah Sepah kecil / Pericrocotus cinnamomeus. Ini pertama kali saya menemukan sepah kecil di kawasan saya (maksudnya kampung dimana saya tinggal). Seperti setetes air di gurun? Ah tidak selebay itu. Namun tetap disyukuri. Ketika saya kecil, sempat melihat burung ini di pohon yang sama namun belum tahu namanya. Ketika sudah gabung Bionic, baru tahu namanya. "Tsyi-tsyi-tsyi-tsyi", begitu mereka memanggil satu sama lain. Mackinnon menyebutkan  mereka penghuni tetap di Jawa dan Bali, tersebar luas dan cukup umum terdapat di dataran rendah,
lebih menyukai hutan terbuka, hutan mangrove, tanah pertanian, dan pedesaan, terbang dalam kelompok kecil yang aktif dan ribut, mencari makan di puncak pohon-pohon yang tinggi.
Alhamdulillah beberapa frame didapat untuk sekedar dokumentasi.
jantan dan betina

jantan
jantan

jantan dan betina

Saya pun mengakhiri birding saya sore itu setelah anak-anak kecil datang dan bertanya lagi nyoting opo mas? (sedang motret apa mas). Anak-anak kecil disini menyebut orang yang sedang menggunakan kamera dengan nyooting (dari kata shooting/merekam/membuat video). Haha namanya juga anak-anak.
kiri : Denis, kanan : Rahel. 

Bulan mulai memancarkan cahayanya, mamalia mulai memainkan kemampuan terbangnya, kumandang Adzan telah berseru disegala penjuru, saya pun pulang.
kelelawar dan bulan

Tidak banyak burung yang saya temui, malah sangat sedikit kalau saya menyebutnya. Salah satu nikmat dari Gusti Allah ya sepert ini, nikmat pengamatan. Tidak perlu muluk-muluk, sederhana namun tetap disyukuri.

Berikut beberapa dokumentasi burung yang saya temukan di sawah beberapa bulan lalu.
pose ganteng
biru,merah,putih

layanglayang api pra dewasa

ketika sayap membentang

biru dongker :D

prenjak padi

kekep babi

kekep babi

kekep babi
         Salam lestari :)                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar