Siang
begitu terik, mentari memancarkan cahaya panasnya tak kenal kompromi. Awan di
langit pun tak menampakkan dirinya untuk mengurangi intensitas panas bagi
manusia dibawahnya. Angin sepoi seperti di pesisir pantai sedikit memberi
kesejukan, mengurangi suasana gerah siang itu. Begitulah gambaran singkat
suasana di gardu pandang kebun buah Mangunan.
Kebun buah mangunan merupakan objek
wisata Kabupaten Bantul yang menyajikan pesona pemandangan Kali Oyo dari tebing
puncak gardu pandangnya. Lokasi ini dapat ditempuh kurang lebih 1 jam dari Kota
Yogya. Selama perjalanan sebelum sampai dilokasi, kita akan disuguhi
pemandangan alam perbukitan dengan tebing-tebingnya yang gagah. Jika beruntung,
kita bisa menemukan burung elang sedang soaring
berputar-putar tinggi di atas bukit. Sebuah bonus memang, namun tetap harus
hati-hati dalam berkendara karena terdapat jalanan yang cukup curam dengan
tikungan yang tajam.
Objek wisata yang memiliki
pohon-pohon buah musiman ini, setiap harinya hampir selalu didatangi pengunjung.
Baik dari keluarga untuk mengenalkan wisata alam kepada anaknya, maupun anak
sekolah yang menghabiskan waktu untuk berselfian
setelah jam sekolahnya berakhir. Lokasi ini berada di Kecamatan Dlingo yang
mempunyai bentang alam berupa perbukitan karst.
Siapa sangka jika selain mendapat
bonus cuci mata pemandangan alam dari puncak mangunan juga mendapat sajian
langka berupa tarian akrobatik dari salah satu burung pemangsa?
![]() |
gantengnya sapiku. jantan: coretan hitam di ekor tipis |
![]() |
bagian punggung menurutku juga jantan. |
![]() |
ndelik |
![]() |
kiri : jantan, kanan : betina. lihat corat di ekornya . garis hitam di ekor individu kanan lebih jelas dari pada individu kiri |
Aksi ini dilakukan oleh si raptor imut berukuran kecil dari
famili Falconidae yaitu Alap-alap
sapi/ Falco moluccensis/ Spotted
kestrel. Burung pemangsa yang umum di
kawasan karst ini berukuran kecil (30 cm)
dan berwarna coklat gelap. Alap-alap
sapi ini memiliki tubuh bagian atas coklat kekuningan, mempunyai garis dan
bintik hitam tebal, sedangkan tubuh bagian bawah kuning suram, bercoret hitam
tebal. Ekor berwarna abu kebiruan dengan ujung putih dan garis lebar hitam pada
bagian subterminal. Iris coklat, paruh abu-abu kebiruan dengan ujung hitam,
sera kuning, dan kaki kuning.
![]() |
falco dan motor :D |
Ketika 2 ekor Alap-alap sapi mak jegagik (tiba-tiba) melintas di sisi
jurang Kali Oyo, seketika langsung membuat saya yang sebelumnya berteduh di
gardu kemudian lari ke tepi pembatas jurang nyaut
(mengambil dengan cepat) kamera untuk dokumentasi. Berkali-kali mereka
berputar-putar dibawah tebing dengan santainya. Sesekali bertengger pada pohon
di tebing, namun tidak sampai kamera menjepret lebih dari 3 frame sudah kembali
melakukan akrobatik dengan individu pasangannya. Burung pemangsa yang dikenal
dengan penerbang ulung ini sangat lincah dan gesit. Sering mengepakkan sayapnya
ketika terbang adalah gaya terbang yang umum dari bangsa alap-alap. Saling
mengejar, berputar mengitari tebing, meluncur, sesekali mengeluarkan suara
"kiri kiri kiri” adalah sajian menarik 2 individu Alap-alap sapi dibalik
tebing yang berada puluhan meter dari dasar Kali Oyo. Menurut Mackinnon dalam
bukunya yang berjudul Panduan Burung-Burung di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan
Bali, perilaku bersuara ini menunjukkan teritorinya. Tidak hanya itu, tambahan
akrobat khas Alap-alap sapi yaitu terbang diam menantang angin atau dikenal
dengan Hovering selama beberapa saat
seperti menunjukkan bahwa terbang bebas itu adalah segalanya. Menutup sayap kemudian menukik dengan cepat
ketika di udara adalah sajian yang mengagumkan dari pada burung yang hanya
terkurung disangkar.
Burung pemangsa lain yang
teramati yaitu Elang-ular bido/ Crested serpent-Eagle/ Spilornis cheela. Burung ini mudah dikenali dari bentuk sayap
membentuk huruf “C” dan suara nyaring dan
lengking "kiu-liu", "kwiiik-kwi" yang terdengar keras.
![]() |
Spilornis cheela bido |
Sungguh menyenangkan ketika masih
bisa menyaksikan mereka terbang bebas di alam. Kegiatan pengamatan burung atau
yang dikenal dengan birdwatching atau
birding di alam memang selalu membuat
candu bagi yang sudah menikmatinya. Selain berolahraga karena harus berjalan
menyusuri hutan, menaiki bukit, juga
dapat belajar mengenal burung-burung di alam. Rasa cinta tanah air juga dapat
terbangun karena kita bisa melihat burung-burung indah yang dimiliki ibu pertiwi.
Bagaimana kita cinta tanah air kalau tidak mengenal apa yang negara kita
miliki? Mari
birdwatching.